Senin, 22 April 2013

ASET KEUANGAN

A.   Pendahuluan

       Secara sederhana aset keuangan (financial assets) didefinisikan sebagai  kas, investasi ekuitas dari entitas lain (misalnya saham biasa atau saham preferen), atau suatu hak kontraktual untuk menerima kas dari entitas lain (misalnya piutang, pinjaman yang diberikan, dan obligasi).  Aset keuangan dikategorikan menjadi empat, yaitu:
  1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
  2. Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
  3. Pinjaman yang diberikan dan piutang, dan
  4. Aset keuangan tersedia untuk dijual.
      Pada saat pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan pada nilai wajar ditambah biaya transaksi (fair value plus transaction costs), kecuali aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awalnya hanya  diakui pada nilai wajar (fair value). Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin timbul pada penjualan atau pelepasan lainnya, kecuali untuk aset keuangan berupa  pinjaman yang diberikan dan piutang,  investasi dimiliki hingga jatuh tempo  diukur pada biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sedangkan  investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai  wajarnya tidak dapat diukur secara andal diukur pada biaya perolehan (cost). Berikut ini akan diuraikan akuntansi aset keuangan, yaitu akuntansi untuk investasi dalam instrumen utang dan ekuitas yang diukur pada  biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar.
B. Akuntansi untuk Investasi  dalam Instrumen Utang       

       Investasi utang (debt investments) dicirikan dengan pembayaran kontraktual atas pokok pinjaman dan bunga atas jumlah pokok pinjaman yang masih beredar pada tanggal tertentu. Entitas mengukur investasi utang pada biaya perolehan diamortisasi jika tujuan model bisnis entitas adalah untuk memiliki aset keuangan untuk menerima arus kas kontraktual (dimilki hingga jatuh tempo). Jika kriteria pengukuran pada biaya perolehan diamortisasi tidak dapat dipenuhi, maka investasi utang diukur dan dipertanggungjawabkan pada nilai wajar. 
        Untuk tujuan akuntansi dan pelaporan, investasi dalam instrumen utang dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu dari kategori berikut  ini:
 
Klasifikasi Investasi Utang
Pengukuran
Keuntungan atau Kerugian Kepemilikan  yang Belum Direalisasi
Pengaruh Lainnya Terhadap Laba
Nilai wajar melalui laba rugi (Fair value through profit or loss – FVTPL)

Dimiliki hingga jatuh tempo (Held-to maturity – HTM)





Pinjaman yang diberikan dan piutang (Loan and receivable - LR)




Tersedia untuk dijual (Availbale-for sale – AFS)
Nilai wajar




Biaya perolehan  diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif

Biaya perolehan  diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif

Nilai wajar


Diakui dalam “laba bersih” sebagai penghasilan dalam laporan laba rugi komprehensif

Tidak diakui







Tidak diakui







Diakui sebagai “pendapatan komprehensif lain” dalam laporan laba rugi komprehensif dan sebagai komponen terpisah dari  ekuitas, dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat keuntungan  atau kerugian tersebut direalisasi
Pendapatan bunga pada saat dihasilkan dan  keuntungan atau kerugian dari penjualan

Pendapatan bunga pada saat dihasilkan, amortisasi premi atau diskonto, dan keuntungan atau kerugian dari penjualan



Pendapatan bunga pada saat dihasilkan dan  keuntungan atau kerugian dari penjualan




Pendapatan bunga pada saat dihasilkan dan keuntungan atau kerugian dari penjualan


1. Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
          Jika entitas mempunyai maksud untuk memiliki investasi  hingga jatuh tempo (held-to-maturity investments), maka investasi utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo” dan disajikan di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan  diamortisasi, bukan pada nilai wajarnya. Biaya perolehan diamortisasi adalah biaya perolehan atau akuisisi yang disesuaikan untuk memperhitungkan amortisasi premi atau diskonto. Amortisasi premi atau diskonto adalah untuk memastikan bahwa nilai tercatat dari investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo sama dengan nilai jatuh tempo pada tanggal jatuh temponya. Premi atau diskonto terjadi apabila terdapat perbedaan antara suku bunga kupon yang ditetapkan dan suku bunga pasar atau suku bunga efektif pada tanggal perolehan. Jika suku bunga ditetapkan lebih tinggi daripada suku bunga pasar, investor akan membayar harga yang lebih tinggi untuk instrumen utang (premi). Sebaliknya, jika suku bunga pasar lebih tinggi dibanding suku bunga ditetapkan, investor akan membayar harga yang  lebih tinggi dari nilai nominal instrumen utang (diskonto).
        Entitas harus mengamortisasi premi atau diskonto dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective-interest method) kecuali jika metode lainnya, seperti metode garis lurus (straight-line method) – memberikan hasil yang sama. Suku bunga efektif atau hasil (yield) dihitung pada saat investasi dilakukan dan dikenakan pada jumlah tercatat awalnya atau nilai buku (carrying value or book value) atas setiap periode bunga untuk menghitung pendapatan bunga. Jumlah tercatat investasi akan bertambah dengan diskonto yang diamortisasi atau berkurang dengan premi yang diamortisasi dalam setiap periode. Penjualan efek utang yang dimiliki hingga jatuh tempo menjelang tanggal jatuh temponya, dapat dianggap sebagai penjualan saat jatuh tempo sehingga perubahan suku bunga tidak akan memengaruhi nilai wajar efek itu secara signifikan.  Oleh karena itu, kadang-kadang  suatu entitas dapat menjual investasi obligasi sebelum jatuh tempo sebagai bagian dari strategi investasi.
 2. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui laporan laba Rugi
         Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, seperti investasi (efek) perdagangan atau diperdagangkan (trading investment) dimiliki dengan maksud dibeli dan untuk dijual kembali dalam waktu dekat. Instrumen keuangan dalam kelompok “diperdagangkan” biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan. Entitas mempertangggungjawabkan dan melaporkan investasi utang (aset keuangan) pada nilai wajar mengikuti pencatatan yang sama dengan seperti investasi utang dimiliki hingga jatuh tempo selama periode pelaporan. Yaitu, investasi dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Namun, pada tiap tanggal pelaporan, entitas menyesuaikan biaya perolehan diamortisasi pada nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi (unrealized holding gain or loss) dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih (laba atau rugi – profit or loss), bukan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi adalah perubahan dalam nilai wajar dari investasi utang dari suatu periode ke periode lainnya, tidak termasuk pendapatan bunga yang telah diakui tetapi belum diterima.   

3. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
          Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi harga di pasar aktif (misalnya, aset pinjaman, piutang usaha, investasi dalam instrumen utang). Perlakuan akuntansi pinjaman yang diberikan dan piutang pada hakekatnya sama dengan investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo. 

4. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
        Aset keuangan  yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok “aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi” (“diperdagangkan”),  “dimiliki hingga jatuh tempo”, dan “pinjaman yang diberikan dan piutang” harus diklasifikasikan dalam kelompok “aset keuangan tersedia untuk dijual.” Aset keuangan tersedia untuk dijual meliputi jenis efek utang dan ekuitas.
Aset keuangan tersedia untuk dijual  dilaporkan pada nilai wajar, dengan  keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi yang berkaitan dengan perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual dilaporkan sebagai bagian dari “pendapatan komprehensif lain” (“other comprehensive income” – OCI) dalam laporan laba rugi komprehensif dan dimasukkan sebagai komponen ekuitas. Jadi, entitas melaporkan dalam laporan posisi keuangan, efek tersedia untuk dijual pada nilai wajar, tetapi tidak melaporkan perubahan nilai wajar sebagai bagian dari laba bersih sampai efek tersebut dijual.