Selasa, 22 Oktober 2013

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


 1.    Pendahuluan
L
aporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Pengguna dan kebutuhan informasi
Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditor usaha lain, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.

2.    Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yag menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin  dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan
     Posisi keuangan entitas dipengaruhi  oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas (ketersediaan kas jangka pendek di masa depan setelah memperhitungkan komitmen yang ada), dan solvabilitas (ketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhi komitmen pada saat jatuh tempo), serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi kinerja entitas, terutama profitabilitas, dipergunakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi perubahan posisi keuangan entitas bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi selama periode pelaporan. Informasi ini berguna bagi pengguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta kebutuhan entitas untuk memanfaatkan arus kas tersebut. 

3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

     Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dipahami.

4.    Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang dilasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dngan pengukuran kinerja  dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencaerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
Posisi keuangan
     Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah, sebagai berikut:
a)    Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut  untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung. Aset dapat mengalir ke dalam entitas dengan beberapa cara, antara lain:
Ø Digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh entitas.
Ø Dipertukarkan dengan aset lain.
Ø Diguakan untuk menyelesaikan liabilitas, atau
Ø Dibagikan kepada para pemilik perusahaan.
b)   Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagai berikut:
Ø Pembayaran kas.
Ø Penyerahan aset lain.
Ø Pemberian jasa.
Ø Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain, atau
Ø Konversi kewajiban menjadi ekuitas.
c)    Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas. Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam neraca bergantung pada pengukuran aset dan liabilitas. Biasanya hanya karena faktor kebetulan kalau jumlah ekuitas agregat sama dengan jmlah nilai pasar keseluruhan (aggregate market value) dari saham entitas baik satu persatu (liquidating value) atau secara keseluruhan dalam kondisi kelangsungan usaha (going concern value).
Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan entitas dalam penyusunan laporan keuangannya. Unsur penghasilan dan beban didefinisikan, sebagai berikut:
a)    Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
b)   Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi  dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadi liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal.

5.    Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
     Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi.
Probibalitas manfaat ekonomi masa depan
     Dalam kriteria pengakuan penghasilan, konsep probabilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi  masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut  akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan. Konsep tersebut dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi perusahaan. Pengkajian derajat ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang tersedia pada saat penyusunan laporan keuangan.
Pengakuan aset
     Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya dimasa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak dapat diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkn mengalir kedalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternative transaksi semacam itu menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.
Pengakuan liabilitas
     Liabilitas diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban saat ini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan penghasilan
     Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan beban
     Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan  dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai asset.

6.    Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. Berbagai dasar pengukuran tersebut, sebagai berikut:
a)    Biaya historis, aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut saat perolehan. Liabilities dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban, atau dalam keadaan tertentu (misalnya pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas) yag diharapkan akan dibyarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha yang normal.
b)   Biaya kini (current cost), aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang. Liabilitas dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini.
c)    Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value), aset dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan  normal (orderly disposal). Liabilitas dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
d)   Nilai sekarang (present value), aset dinyatakan sebesar arus kas masuk besih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam  pelaksanaan usaha normal. Liabilitas dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan adalah  biaya historis. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuran  yang lain.

7.    Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan. Konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal adalah sinonim  dengan aset bersih atau ekuitas entitas. Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan pada, misalnya, unit output per hari.
Konsep pemeliharaan modal dan penetapan laba
a)    Pemeliharaan modal keuangan. Menurut konsep ini, laba hanya dapat diperoleh kalau jumlah  finansial (atau uang) dari aset bersih pada akhir periode melebihi jumlah finansial dari aset bersih pada awal periode, setelah memasukan kembali  setiap distribusi kepada, dan mengeluarkan setiap kontribusi  dari para pemilik selama periode. Pemeliharaan modal keuangan  dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau dalam satuan daya beli yang konstan.
b)   Pemeliharaan modal fisik. Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh kalau kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode setelah memasukan kembali setiap distribusi kepada dan mengeluarkan setiap kontribusi dari para pemilik selama suatu periode.

Sumber : Kerangka Dasar Penyusunan dan Penajian Laporan Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar