1. Pendahuluan
Sistem manajemen basis data mengorganisasikan volume
data dalam jumlah besar yang digunakan oleh perusahaan dalam
transaksi-transaksinya sehari-hari. Data harus diorganisasikan sehingga para
manajer dapat menemukan data tertentu dengan mudah dan cepat dalam pengambilan
keputusan. Perusahaan memecah keseluruhan koleksi data menjadi sekumpulan
tabel-tabel data yang saling berhubungan. Kumpulan-kumpulan kecil data yang
saling terhubung ini akan mengurangi pengulangan (redundancy) data. Pada akhirnya, konsistensi dan akurasi data akan
meningkat.
Struktur data perusahaan selama beberapa tahun terakhir
ini telah mengalami perubahan. Dewasa ini, sebagian besar perusahaan
menggunakan basis data yang mengikuti suatu struktur relasional. Dua alasan
penting di balik penggunaan struktur ini adalah bahwa struktur basis data
relasional mudah untuk digunakan dan hubungan di antara tabel-tabel di dalam
struktur bersifat implisit. Kemudahan penggunaan telah memberanikan banyak
manajer untuk menjadi pengguna langsung dari sumber daya basis data.
Suatu basis data harus di rancang dengan sangat cermat.
Para profesional sistem informasi dan pengguna bisnis bekerja bersama untuk
membuat spesifikasi basis data. Pendekatan-pendekatan seperti pemodelan yang
berorientasi pada proses (process-oriented
modeling) dan pemodelan perusahaan (enterprise
modeling) memungkinkan perancangan basis data menghadapi masalah-masalah
yang ada sekaligus meraih peluang melalui sinergi yang terjadi di antara
area-area bisnis. Teknik-teknik seperti diagram hubungan entitas dan diagram
kelas akan memperjelas komunikasi yang terjadi di antara spesialis informasi
dan pengguna sehingga rancangan basis data akan dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan.
Meningkatnya arti penting basis data sebagai sumber
daya yang mendukung pengambilan keputusan telah mengharuskan para manajer
mempelajari lebih jauh perancangan dan penggunaan basis data. Formulir dan
laporan adalah metode-metode standar untuk akses, namun query sudah telah semakin penting artinya. Jika semua hal di anggap
sama, manajer yang dapat menggunakan sumber daya basis data secara langsung
dengan cara yang paling baik akan memberikan keputusan yang terbaik bagi
perusahaan.
2. Organisasi
Data
Komputer
pada awalnya digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan
kalkulasi angka yang rumit dan membosankan. Masalah-masalah ini
membutuhkan input dan sedikit output.
Dewasa ini, perusahaan membutuhkan jumlah input dan output yang sangat besar.
Perusahaan sering kali membutuhkan komputer untuk memecahkan masalah yang sama,
dengan input yng berbeda, secara berulang kali. Menghitung tagihan seorang
pelanggan setiap kali penjualan dilakukan adalah suatu proses sederhana yang
dapat diulangi berkali-kali. Perusahaan menyiapkan data dalam jumlah besar di
sistem informasi berbasis komputernya hanya karena perusahaan tersebut
melakukan begitu banyak transaksi bisnis. Terdapat begitu banyak data sehingga
data tersebut tidak dapat berguna dalam pengambilan keputusan bisnis tanpa
adanya satu cara pengorganisasian yang efektif dan efisien. Agar dapat
meenggunakan data dan terhindar dari kekacauan, konsep “data” telah dipecah dan
dikurangi menjadi konsep-konsep yang lebih kecil. Konsep-konsep data yang lebih
kecil akan menyediakan balok-balok pembangunan yang dapat dikombinasikan untuk
menghasilkan kembali data awal dalam suatu bentuk yang terorganisasi dan dapat
diakses.
3.
Hierarki Data
Data bisnis secara
tradisional telah diorganisasikan kedalam suatu hierarki field-field data yang bergabung untuk membentuk record, dan record yang bergabung untuk membentuk file. Field Data adalah unit data yang terkecil, mencerminkan jumlah data
terkecil yang akan ditarik dari komputer pada satu waktu. Contoh field data dapat berupa kode untuk mata
kuliah yang sedang anda ambil. Record adalah
suatu koleksi field-field data yang
saling berhubungan. Pengguna secara logis akan berpikir bahwa field-field data didalam suatu record akan terhubung, seperti kode mata
kuliah yang akan memiliki hubungan dngan nama mata kuliah. File adalah koleksi record yang saling berhubungan, seperti
satu file dari seluruh record yang
berisi field kode-kode mata kuliah
dan namannya.
File dapat diwakili oleh oleh
tabel-tabel; Tabel 6.1 adalah satu contoh file yang dapat kita sebut MATA
KULIAH. Record adalah baris-baris di
dalam tabel. Nilai didalam baris mencerminkan nilai-nilai field data “MIS105” dan “Literasi Sintem informasi” adalah
nilai-nilai dari field kode dan
uraian mata kuliah untuk record yang
pertama. Hierarki sederhana field
yang membentuk record yang bergabung
menjadi satu field menciptakan
organisasi mendatar dari seluruh data yang digunakan dalam pengambilan
keputusan dengan bantuan komputer.
Basis
data
dalam sekumpulan file. Definisi umum dari basis data adalah bahwa basis data merupakan
kumpulan dari seluruh data berbasis komputer sebuah perusahaan. Definisi basis data yang lebih sempit adalah
bahwa basis data merupakan kumpulan data yang berada dibawah kendali peranti
lunak sistem manajemen basis data. Menurut definisi yang lebih sempit, data
perusahaan yang dikendalikan dan diadministrasi oleh sistem manajemen basis
data akan dianggap sebagai basis data; file-file komputer yang terdapat didalam
komputer pribadi seorang manajer akan dianggap berada diluar basis data.
4.
Spreadsheet sebagai Basis Data
Sederhana
Tabel
yang berisi baris dan kolom dapat disajikan dalam suatu spreadsheet, karena banyak pengguna telah mengenal spreadsheet, ia dapat digunakan untuk
mempeerkenalakan konsep-konsep basis data. Kolom-kolom dalam spreadsheet mencerminkan field-field data, sedangkan judul kolom
berisi nama-nama field data.
Baris-baris dalam tabel berisi nilai
field.
Fitur 6.1 menggambarkan spreadsheet Excel yang berisi
nilai-nilai dari tabel MATA KULIAH di tabel. 6.1 . konsep tabel merupakan konsep
yang penting, karena struktur basis data yang paling populer bagi organisasi
bisnis, struktr basis data relasional
(relational
database structure), secara konseptual serupa dengan sekumpulan
tael-tabel yang saling berhubungan. Sebagian besar istilah yang dipergunakan
oleh spesialis informasi yang bekerja dengan sistem manajemen basis data akan
beerhubungan dengan istilah-istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan
tabel-tabel, tetapi dengan beberapa istilah dan konsep tambahan yang
dibutuhkan.
Tabel
6.1
Tabel MATA KULIAH
KODE
|
URAIAN
|
MIS105
|
Literasi Sistem Informasi
|
MIS315
|
Sistem Malnajemen basis data
|
POM250
|
Pengantar Manajemen Operasi
|
MGT300
|
Pengantar Manajemen
|
MKT300
|
Pengantar Pemasaran
|
MKT444
|
Riset Pemasaran
|
STA230
|
Statistik Deskriptif
|
ACG201
|
Akuntansi Keuangan
|
ACG301
|
Akuntansi Biaya
|
FIN305
|
Keuangan Pribadi
|
ACN375
|
Pasar Global
|
ACN460
|
Regulasi Perbankan
|
INT100
|
Keberagaman Budaya
|
INT201
|
Bahasa Spanyol Untuk Bisnis
|
INT202
|
Bahasa Perancis Untuk Bisnis
|
5.
Flat Files
Pertama kita
perlu mendefinisikan satu jenis tabel tertentu, yaitu File datar (flat file) adalah suatu tabel yang
tidak memiliki kolom-kolom yang berulang. Lihatlah tabel 6.2, huruf-huruf pada
kode mata kuliah yang menunjukan bidang akademis telah dipisahkan dan
ditempatkan pada satu kolom terpisah. Mata kuliah untuk bidang akademis
disajikan sebagai kolom dalam baris yang sama. Kolom-kolom untuk kode mata
kuliah dan uraiannya mengalami pengulangan.
Kolom-kolom yang brulang melanggar persyaratan
bagi flat file. Alasan dari sebuah
tabel haru menjadi flat file adalah
karena komputer membaca field-field
data dari sebuah record secara
berurutan. Ketika urut-urutan ini bukan merupakan suatu urutan yang konstan,
komputer tiak akan bisa membaca record dengan benar. Dalam baris pertama tabel
6.3, komputer akan membaca lima nilai : “MIS,” “105,” “Literasi Sistem
Informasi,” “315,” dan “Sistem Manajemen Basis Data.” Komputer ini lalu akan
memperkirakan untuk membaca kelima nilai diatas dalam record berikutnya. “POM,”
“250,”Pengantar Manajemen Operas,” “MKT,” dan “300” namun perhatikan bahwa
komputer telah membuat satu kesalahan; ia salah mengartikan dua nilai pertama
dari baris ketiga sebagai nilai keempat dan kelima baris kedua. Suatu flat file, yang tidak memuat kolom-kolom
yang berulang, berisi urut-urutan field
data yang konstan yang dibutuhkan oleh manajemen basis data.
Alasan kedua untuk flat file adalah bahwa ia memungkinkan struktur basis data
relasional untuk dinormalisasi. Normalisasi
(normalization) adalah suatu
proses formal untuk menghapus field-field
data yang berulang (redundant) sambil
tetap menjaga kemampuan basis data untuk menambah, merubah, dan menghapus tanpa
menyebabkan kesalahan.
6.
Field-Field Kunci
Tabel
6.3 menunjukan nilai-nilai dalam tabel BUKU dan menggambarkan konsep dari suatu
kunci. Kunci (key) didalam suatu tabel adalah satu field (atau kombinasi field)
yang berisi satu nilai yang secara unik mengidentifikasikan masing-masing record didalam tabel. Ini artinya bahwa
setiap baris dalam tabel akan teridentifikasi secara unik. Satu field dalam banyak kasus dapat menjadi
kunci bagi satu tabel. Hanya mampu membedakan antara dua atau tiga baris
sajalah tidak cukup; nilai kunci haruslah unik unruk keseluruhan tabel.
Tabel 6.3
Tabel BUKU
ISBN
|
JUDUL
|
X125
|
Contoh-Contoh
Basis Data
|
C21
|
HTML
Untuk Pemula
|
P1963
|
Manajemen
Bisnis
|
C123
|
Produk,
Promosi, Penempatan, Harga
|
W459
|
Teknik-Teknik
Penjualan Personal
|
R16
|
Pengantar
Akuntansi
|
U523
|
Akuntansi
Biaya
|
H384
|
Dasar-Dasar
Manajemen Operasi
|
J384
|
Risiko
dan Pengambilan
|
K232
|
Pranti
Lunak Produktivitas Pribadi
|
L921
|
Dasar-Dasar
Peranti keras
|
K772
|
Saham
Versus Obligasi
|
K127
|
Sumber
Daya Manusia Dewasa Ini
|
T881
|
Server
Oracle
|
T327
|
Server
SQL
|
A129
|
Manajemen
Bisnis
|
N991
|
Sistem
Federal Reserce
|
V67
|
Bahasa
Perancis Untuk Bisnis
|
X329
|
Bahasa
Spanyol di Tempat Kerja
|
P88
|
Statistik
Untuk Bisnis
|
Jika Anda mendengar nilai field ISBN adalah “X125” Anda akan tahu bahwa nilai field JUDUL adalah “Contoh-Contoh Basis
Data.” Field ISBN adalah field kunci.
Sekilas dapat terlihat bahwa nilai-nilai dari field JUDUL juga akan dapat secara unik
mengidentifikasikan setiap baris. Akan tetapi, judul “Manajemen Bisnis”
ternyata muncul dua kali, sehingga komputer tidak dapat mengetahui apakah nilai
ISBN untuk “P1963” atau “A129” yang seharusnya dipergunakan. Buku-buku
terkadang memiliki judul yang sama, namun ISBN akan selalu unik.
Beberapa tabel mungkin memiliki dua field yang merupakan kandidat untuk
menjadi kunci. Kandidat kunci (key candidate) adalah sebuah field yang secara unik mengidentifikasikan
masing-masing baris tabel namun tidak dipilih untuk meenjadi kunci. Dalam tabel
MATA KULIAH yang telah dijelaskan dalam tabel 6.1, field Uraian akan secara unik mengidentifikasi masing-masing baris.
Namun, field kode-lah yang dipilih
untuk menjadi kunci. Sering kali, ketika berhadapan dengan suatu pilihan untuk
memilih diantara dua field yang dapat
menjadi kunci, maka field yang lebih
padatlah yang dipilih. Nilai-nilai field yang lebih panjang (seperti field Uraian versus field-field seperti kode)
akan dihindari karena field panjang
akan memiliki resiko salah ketik dalam menulis nilai field kunci yang lebih tinggi.
Beberapa tabel membutuhkan nilai-nilai dari dua
atau lebih field untuk dapat secara
unik mengidentifikasi masing-masing baris didalam tabel. Satu contoh yang
mungkin dapat timbul ketika mata kuliah memiliki proyek. Tabel 6.4 menunjukan
proyek-proyek, namun perhatikan bahwa tidak terdapat satu nilai field
data yang akan secara unik mengidentifikasikan setiap baris. Nilai-nilai
dalam kolom field kode berulang
diantara baris-baris. Begitu pula nilai-nilai field di dalam kolom-kolom yang lain. Akan tetapi, ketika
nilai-nilai di dalam field kode dan
angka dikombinasikan, nilai-nilai hasil kombinasi menjadi unik.
Tabel 6.4 Tabel
Project
KODE
|
ANGKA
|
JUDUL
|
TANGAGAL
BERAKHIR
|
NILAI
|
MIS105
|
1
|
Pembuatan Home Page
|
15/09/2003
|
25
|
MIS105
|
2
|
Bekerja Dengan
Menggunkan Windows
|
13/11/2003
|
50
|
MIS316
|
1
|
Basis Data
Alumni
|
5/12/2003
|
20
|
MKT444
|
1
|
Menemukan
Pelanggan
|
31/10/2003
|
50
|
MKT444
|
2
|
Membuat Segmentasi Pelanggan
|
21/11/2003
|
50
|
MKT444
|
3
|
Layanan
Pelanggan
|
12/12/2003
|
40
|
FIN305
|
1
|
Fortopolio
Pribadi
|
14/11/2003
|
35
|
INT201
|
1
|
Kata Benda
|
17/9/2003
|
15
|
INT201
|
2
|
Kata Kerja
|
21/11/2003
|
25
|
INT202
|
1
|
Kata Benda
|
17/9/2003
|
15
|
INT202
|
2
|
Kata Kerja
|
21/11/2003
|
25
|
7.
Tabel-Tabel yang Berhubungan
Anda dapat dengan mudah melihat
hubungan antara tabel-tabel MATA KULIAH dan PROYEK (Tabel 6.1 dan 6.4).
tabel-tabel tersebut berbagi satu field yang
sama, yaitu kode, dan nilai field kode menentukan baris-baris mana
di dalam tabel yang tergabung secara logis. Sebagai contoh, jika anda ingin
mengetahui proyek-proyek yang disyaratkan untuk mata kuliah yang berjudul
“Literasi Sistem Informasi,” anda harus menenmukan nilai yang cocok di field data yang dimiliki bersama oleh
kedua tabel. Field kode terdapat di
kedua tabel dan memungkinkan data di kedua tabel tersebut disatukan, atau
dihubungkan. “MIS105” adalah nilai field
kode dimana nilai field Uraian
adalah “Literasi Sistem Informasi.” Ini terhubung dengan nilai field kode didalam tabel PROYEK yang
menunjukan bahwa mata kuliah “Literasi Sistem Informasi” memiliki proyek-proyek
untuk “Pembuatan Home Page” dan “Bekerja dengan Menggunkan Windows.”
Kita akan menambahakan field Singkatan pada tabel MATA KULIAH
sehingga kedua tabel akan dapat digabungkan oleh satu field yang sama. Tabel 6.6 menunjukan tabel MATA KULIAH setelah
ditambahkan Singkatan. Kini, seorang mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam
mata kuliah “Pengantar Pemasaran” dapat meencocokan nilai field Singkatan “MGTMKT” di dalam tabel MATA KULIAH dengan nilai field Singkatan “MGTMKT” di tabel
JURUSAN dan menghubungi “910-4500” untuk mendapatkan bantuan.
Tabel
6.5 Tabel JURUSAN
SINGKATAN
|
NAMA
|
LOKASI
|
TELEPON
|
ISOM
|
Sistem
Informasi dan Manajemen Operasi
|
Cameron
Holl
|
910-3600
|
MGTMKT
|
Manajemen
dan Pemasaran
|
Cameron
Hall
|
910-4500
|
ACGFIN
|
Akuntansi
dan Keuangan
|
Dobo
Hall
|
910-1800
|
ECN
|
Ilmu
Ekonomi
|
Randall
|
910-0900
|
INT
|
Bisnis
Internasional
|
Dobo
Hall
|
910-0900
|
Tabel
6.6 Tabel MATA KULIAH dengan penambahan Field Singkatan
KODE
|
URAIAN
|
SINGKATAN
|
MIS105
|
Literasi
Sistem Informasi
|
ISOM
|
MIS315
|
Sistem
Manajemen basis Data
|
ISOM
|
POM250
|
Pengantar
Manajemen Operasi
|
ISOM
|
MGT300
|
Pengantar
manajemen
|
MGTMKT
|
MKT300
|
Pengantar
Pemasaran
|
MGTMKT
|
MKT444
|
Riset
Pemasaran
|
MGTMKT
|
STA230
|
Statistik
Deskriptif
|
ISOM
|
ACG201
|
Akuntansi
Keuangan
|
ACGFIN
|
ACG301
|
Akuntansi
Biaya
|
ACGFIN
|
FINN375
|
Keuangan
Pribadi
|
ACGFIN
|
ACN375
|
Pasar
Global
|
ECN
|
ECN460
|
Regulasi
Perbankan
|
ECN
|
INT100
|
Keragaman
Perbankan
|
INT
|
INT201
|
Bahasa
Spanyol untuk Bisnis
|
INT
|
INT202
|
Bahasa
Perancis untuk Bisnis
|
INT
|
8. Struktur
Basis Data
Struktur
basis data adalah cara data diorganisasi agar pemrosesan data menjadi lebih
efisien. Struktur ini kemudian diimplementasikan melalui suatu sistem manajemen
basis data. Kita akan membahas tiga struktur standar, tetapi terdapat perhatian
untuk mengembangkan struktur-struktur baru yang akan memproses data dalam
jumlah yang sangat besar dengan lebih efisien.
Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) adalah
suatu aplikasi peranti lunak yang menyimpan struktur basis data, data itu
sendiri, hubungan diantara data di dalam basis data, dan nama-nama formulir,
jenis-jenis data, angka dibelakang desimal, jumlah karakter, nilai-nilai default, dan seluruh uraian field lainnya. Inilah sebabnya mengapa
basis data yang dikendalikan oleh suatu sistem manajemen basis data disebut sekumpulan data terhubung yang dapat
menjelaskan dirinya sendiri (self-describing
set of related data).
9. Struktur
Basis Data Hierarkis
Sistem
manajemen basis data yang pertama, IDS (Integrated
Data Store), dikembangkan oleh GE pada tahun 1964. Basis data ini
dipengaruhi oleh hasil kerja standarisasi oleh Komite Bahasa Sistem Data (Committee on Data System Language-CODASYL).
Komite ini memiliki anggota dari pemerintahan, industri, dan akademis sehingga
standar yang diciptakan akan terbuka untuk semua pihak. CODASYL membentuk suatu
Gugus Tugas Basis Data (Data Base Task
Group) dan memberinya tanggung jawab untuk mengembangkan standar-standar
basis data.
Sistem manajemen basis data IDS
mengikuti suatu struktur basis data hierarkis. Struktur hierarkis ini dibentuk
oleh kelompok-kelompok data, subkelompok, dan beberapa subkelompok lagi; jika
Anda menggambar struktur ini, ia akan terlihat seperti cabang-cabang dari
sebuah pohon. Seperti cabang sebuah pohon, untuk mendapatkan suatu record dari satu cabang ke cabang
lainnya mengharuskan sistem manajemen basis data tersebut menavigasi kembali ke
persimpangan umum dari cabang-cabang tersebut.
Struktur hierarkis untuk basis data
pada awalnya populer karena ia bekerja dengan baik pada sistem pemrosesan
transaksi yang melakukan tugas-tugas seperti pengendalian persediaan, entri
pesanan, piutang, dan utang dagang. Tugas-tugas akuntansi di atas adalah
beberapa diantara operasi-operasi bisnis pertama yang dikomputerisasikan.
Alasan lain dibalik kepopulerannya
adalah karena struktur hierarkis memanfaatkan sumber daya komputer secara
efisien, khususnya ketika sebagian besar record
di dalam basis data kan digunakan di dalam aplikasi. Organisasi ingin seluruh
pelanggan mendapatkan tagihan, semua vendor dibayar, dan semua pesanan
diproses. Untuk aplikasi-aplikasi ini, struktur hierarkis akan memanfaatkan
sumber daya basis data dengan sangat efisien. Pada tahun 1960-an, ketika
struktur hierarkis sedang dikembangkan, sumber daya komputer sangatlah mahal.
Namun, ketika para manajer hanya
menginginkan sedikit record terpilih
saja dari sejumlah besar record di
dalam basis data, struktur hierarkis menjadi tidak efisien. Hal ini karena setiap record basis data hierarkis memiliki satu field yang menunjukan pada alamat penyimpanan dari record logis berikutnya di dalam basis
data. Record-record tidak harus
disimpan dengan susunan fisik yang berurutan didalam suatu alat penyimpanan.
Satu pointer akan menunjukan record
yang “berikutnya secara logis” (record
setelahnya), dan sistem manajemen basis data akan mengambil record yang “berikutnya secara logis.”
Akan tetapi, keputusan manajerial mungkin hanya membutuhkan satu record yang spesifik untuk menghadapi
suatu masalah bisnis. Seorang manajer menginginkan suatu record pesanan penjualan tertentu untuk menghadapi keluhan
pelayanan dari seorang pelanggan tertentu, dan bukannya sebuah daftar yang
berisi ribuan pesanan pembelian yang diterima pada hari itu.
10. Struktur
Basis Data Jaringan
Struktur
basis data jaringan dikembangkan untuk memungkinkan
penarikan record-record tertentu. Ia
memungkinkan satu record tertentu
menunjukan ada semua record lainnya
di dalam basis data. Gugus Tugas Basis Data yang merupakan subkomite dari
CODASYL mengeluarkan spesifikasinya untuk struktur basis data jaringan pada
tahun 1971.
Struktur jaringan memecahkan permasalahan
keharusan untuk menarik balik hingga kembali ke “cabang” yang menyatukan basis
data. Secara konseptual, setiap record dalam
basis data dapat menunjukan ke semua record
lain di dalam basis data, ibarat seperti meloncat ke setiap cabang pada sebuah
pohon. Akan tetapi, rentang kemungkinan koneksi yang begitu lebar ini juga
merupakan kelemahan dari penerapan struktur jaringan pada masalah-masalah
praktis. Mengizinkan setiap record
menunjuk ke record-record yang lainnya akan terlalu kacau. Bahkan profesional
sistem informasi sekalipun akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan basis
data dengan menggunakan struktur jaringan.
11. Struktur
Basis Data Relasional
Organisasi bisnis tidak pernah
secara luas menerapkan sistem manajemen basis data yang dibangun berdasarkan
struktur jaringan. Namun, organisasi masih membutuhkan cara untuk mengatasi
masalah-masalah manajerial dalam penggunaan basis data; yakni, mereka
membutuhkan cara untuk dapat fokus pada subkelompok kecil data dan hubungan
dari sepotong data ke data lain tanpa harus melakukan navigasi melalui record data perantara dalam jumlah
besar.
Masalah lainnya adalah bahwa
tabel-tabel di bagian cabang yang lebih jauh ke bawah hanya dapat dihubungkan
ke satu tabel yang lebih tinggi. Seperti selembar daun pada sebuah pohon, satu
tabel hanya terkait pada hanya satu cabang saja. Jika kita ingin menambah untuk
fakultas , maka diagramnya akan terlihat seperti figur 6.3 secara konseptual,
tabel MATA KULIAH kan memiliki dua tabel yang lebih tinggi yang menunjukan
kearahnya, FAKULTAS dan JURUSAN. Hubungan ini tidak diperkenankan oleh struktur
baris data hierarkis.
Terobosan muncul dari riset dasar
mempergunakan aljabar relasional yang dilakukan secara independen oleh C. J.
Date dan E. F. Codd. Pekerjaan mereka erat kaitannya dengan struktur basis data
relasional yang merupakan struktur yang saat ini paling umum dipergunakan oleh
organisasi-organisasi bisnis. Struktur basis data seeperti ini terlihat seperti
sekumpulan tabel-tabel yang mirip seperti tabel-tabel spreadsheet. Relasi di
antara tabel tidak disimpan sebagai petunjuk atau alamat; sebagai gantinya,
relasi antara tabel bersifat implisit.
Jika
struktur hierarkis dan jaringan mengandalkan diri pada relasi fisik (physical
relationship) di dalam bentuk-bentuk alama-alamat penyimpanan, relasi
dalam struktur basis data relasional
adalah implisit. Relasi implisit (implicit relationship) dapat secara
tidak langsung berasal dari data. Ketika terdapat satu field (kolom) data yang sama dalam dua tabel, maka record (baris) dari kedua tabel tersebut
akan dapat digabungkan ketika nilai-nilai field
datanya sama. Inilah cara bagaimana kita telah menggabungkan bersama
tabel-tabel JURUSAN dan MATA KULIAH dengan menggunakan nilai-nilai dalam field Singkatan.
Konsep dari suatu struktur basis
data yang terdiri atas tabel-tabel dimana relasi terbentuk secara implinsif
dngan mencocokan nilai-nilai dalam field
data yang sama, akan mudah untuk dipergunakan dan dipahami. Kemudahan
penggunaan memiliki arti yang sangat penting. Ketika organisasi menjadi lebih
“datar” (ketika telah direorganisasikan sehingga memiliki lapisan manajemen
yang lebih sedikit), akan terdapat lebih banyak spesialis yang tersedia untuk
mengumpulkan data dari sistem berbasis komputer dan membuat laporan bagi
manajer. Para manajer dan staf profesional harus mengakses informasi seucara
langsung dari satu basis data agar dapat mendukung pengambilan keputusan yang
mereka lakukan. Struktur mirip tabel dari sistem manajemen basis data
relasional adalah sebuah format yang dapat di pahami dengan cepat oleh manajer
maupun staf profesional.
12. Contoh
Basis Data Relasional
Contoh-contoh field
data, table, dan relasi diantara table akan memberikan latar belakang untuk
konsep-konsep basis data yang akan disajikan di bab ini nanti. Satu basis data
bernama jadwal telah dibuat dari table-tabel yang telah kita pergunakan
sebelumnya di bab ini dan beberapa table lainnya. (kita akan menggunakan huruf
yang dicetak miring untuk nama basis data agar dapat membedakannya dari nama
table). Basis data akan memecah informasi kedalam beberapa tabel karena jika
informasi disimpan hanya pada satu tabel, maka akan terdapat banyak nilai field data yang terduplikasi, sehingga
menyeabkan data menjadi berulang (Redundant).
Basis data akan mengurangi pengulangan
data dalam tabel-tabel.
Basis data akan meningkatkan konsistensi data dan akurasi data. Ini merupakan masalah
yang sangat penting. Manajer mengambil keputusan yang sangat penting bagi
operasi perusahaan. Dan oleh sebab itu, mereka membutuhkan data yang akurat dan
konsisten dengan data lain di dalam basis data. Mengurangi jumlah pengulangan
data adalah hal yang baik, tetapi konsistensi dan akurasi data merupakan suatu
hal yang vital.
13. Basis
Data Jadwal
Contoh
yang dipergunakan disini di implementasikan pada peranti lunak system manajemen
basis data Microsoft Access, namun implementasi ini akan serupa pada setiap
produk basis data relasional lainnya. IBM, Oracle, Microsoft dan banyak
perusahaan lain menyediakan peranti lunak system manajemen basis data
relasional. Implementasi dapat sedikit bereda, tapi semua mempergunakan
struktur yang sama.
Tabel
MATA KULIAH dalam Access disajikan pada Figur 6.4. Ia merupakan daftar yang
memuat nilai-nilai field data. Tabel
itu sendiri harus didefinisikan terlebih dahulu didalam Access sebelum
nilai-nilainya dimasukan dalam field
data. Figur 6.5 menunjukan definisi dari field
kode. Icon di sebelah kiri kode adalah suatu kunci, yang menunjukan bahwa
kode adalah field kunci untuk untuk
tabel MATA KULIAH. Kode adalah suatu field
teks, dimana ia dapat memuat huruf, digit, dan simbol. Dengan melihat ukuran field di Figur 6.5, Anda dapat
mengetahui bahwa field tersebut
dibatasi hingga delapan karakter saja.
Perhatikan
bahwa pembatasan-pembatasan lainnya dapat diterapkan untuk nilai-nilai kode.
Satu maks input dapat diterapkan
untuk nilai-nilai kode. Satu maks input
dapat dipergunakan untuk memaksakan karakter-karakter teretentu dimasukan dalam
satu cara tertentu. Untuk nilai-nilai kode kita, mask “ LLL000” dalam definisi
DBMS Access akan mensyaratkan tiga karakter pertama berupa huruf dan tiga
karakter terakhir berupa digit. Untuk jenis-jenis field yang lainnya, seperti nomor telepon atau kode pos, maks input yang tepat juga dapat dibuat.
Nilai-nilai standar (default) juga
dapat ditentukan sekaligus juga aturan untuk memvalidasi (memeriksa)
nilai-nilai yang telah dimasukan. Setiap nilai yang dimasukan oleh pengguna
yang tidak memenuhi persyaratan akan di tolak dan tidak akan di catat kedalam
basis data.
Field kode adalan kunci untuk tabel,
sehingga tidak diperkenankan adanya nilai-nilai duflikat. Nilai kunci haruslah
unik. Tetapi field-field lain dapat
memperkenankan adanya duflikasi jika perancang memilih pilihan tersebut.
Figur
6.6 menunjukan bahwa nilai-nilai field
singkatan akan dicari dari sejumlah daftar nilai-nilai dalam dalam daftar tabel
JURUSAN. Ingatlah kembali dari tabel 6.6 bahwa field singkatan ditambahkan ke tabel MATA KULIAH sehingga record-record dari MATA KULIAH dan
JURUSAN akan dapat digabung secara logis. Nilai-nilai data dari field singkatan dari tabel JURUSAN
ditampilkan dalam menu drop-dwon ketika mereka mencoba untuk memasukan nilai
didalam field Singkatan pada tabel
MATA KULIAH. Ini akan memastikan pengguna yang memasukan data ke dalam tabel
MATA KULIAH tidak melakukan kesalahan ketik ketika memasukan nilai-nilai
singkatan.
Rancangan
field-field dalam tabel MATA KULIAH
memungkinkan pengguna mendukung keakuratan dan konsentrasi data. Konsistensi
antara tabel MATA KULIAH dan JURUSAN ditekankan karena nilai-nilai data yang
dimasukan kedalam field singkatan
dalam tabel MATA KULIAH dipilih dari daftar nilai-nilai yang telah terdapat
dalam field Singkatan tabel JURUSAN. Mask input dapat memastikan nilai-nilai
kode dimulai dengan tiga huruf dan diakhiri dengan tiga digit angka. Akurasi
akan dikendalikan oleh aturan-aturan validasi. Definisi field memang sederhana namun cukup memiliki kekuatan.
Pengulangan
lebih sulit untuk di konseptualisasi, khususnya setelah tabel-tabel selesai
dipisahkan. Tabel 6.7 menunjukan tabel field-field
MATA KULIAH dan JURUSAN sebelum di pisahkan ke tabel-tabel yang berbeda.
Perhatikan bahwa nama jurusan, lokasi, dan nomor telepon diulang kembali. Dalam
tabel 6.6, tabel MATA KULIAH hanya memiliki singkatan-singkatan jurusan yang
diulang – Field-field yang berulang
itu memungkinkan MATA KULIAH dihubungkan dengan JURUSAN. Field-field yang berulang membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih
besar, pemrosesan record yang lebih
lambat, dan mengundang ketidaksonsistenan data. Asumsikan jurusan Bisnis
Internasional mengubah namanya menjadi “Bisnis Global”. Jika hanya dua dari
tiga record yang terpengaruh dalam
tabel 6.7 yang diubah, basis data tidak akan dapat memastikan nama jurusan mana
yang benar.
Memindahkan
field-field data Nama, Lokasi, dan
Telepon ketabel yang terpisah berarti bahwa satu perubahan pada salah satu field-field diatas hanyalah satu dan
satu-satunya perubahan yang dibutuhkan, ketidakkonsistenan data akan
terhindari. Nilai-nial field Singkatan
perlu untuk diulangi kembali dalam tabel MATA KULIAH. Pengulangan memungkinkan
kita menggabungkan record-record dari
tabel-tabel JURUSAN dan MATA KULIAH yang terpisah.
Figure
6.7 menunjukan fiel-field, tabel, dan
relasi diantara tabel-tabel dalam basis data jadwal. Field-field didalam tabel-tabel yang
mencerminkan kunci ditulis dalam cetak tebal. Garis-garis diantara tabel
menunjukan field-field mana yang
merupakan field bersama yang
menyatukan tabel-tabel dalam suatu relasi.
14. Konsep
basis data
Ketika
pengguna memikirkan record didalam
suatu basis data, mereka secara intuitif akan merasa bahwa urutan-urutan record yang ditampilkan dalam sebuah
laporan merupakan cerminan dari urut-urutan penyimpanan record tersebut didalam diks computer. Sebuah record yang bagi pengguna, ditampilkan sebelum atau sesudah
beberapa record lainnya, pada
kenyataannya mungkin disimpan dibagian diks yang sepenuhnya terpisah. Suatu
system manajemen basis data dapat penampilkan data ini dalam suatu urut-urutan
yang logis dan secara intuisif tepat, meskipun masing-masing record dari basis data tersebut dapat
tersebar dibanyak file dan terletak diseluruh penjuru ruang penyimpanan
computer. Sebagai contoh, pada figure 6.4 nilai-nilai kode “ ACG 201” dan “ACG
301” terlihat ditampilkan saling berurutan, namun kedua record tersebut bisa jadi berada di tempat penyimpanan yang sama
sekali berbeda. Integrasi logis record -
record yang melintasi berbagai lokasi fisik ini disebut Konsep basis data (data base
concept). Lokasi fisik pada media penyimpanan tidak tergantung pada
persepsi pengguna akan lokasi logis.
Dari
dua sasaran utama dari konsep basis data adalah untuk meminimalkan pengulangan
data dan untuk memperoleh independensi data. Pengulangan data seperti yang
telah dibahas sebelumnya dalam bab ini akan membuang-buang ruang penyimpanan,
memperlambat pemerosesan record, dan
mengundang ketidakkonsistenan data.
Independensi data (data independence) adalah kemampuan utntuk melakukan perubahan
pada struktur data tanpa melakukan perubahan pada program-program aplikasi yang
memproses data. Sebagai contoh, program computer untuk memproses pesanan
pembelian adalah program yang terpisah dari data pesanan pembelian yang
disimpan didalam basis data. Independensi data tercapai dengan menempatkan
spesifikasi data di dalam tabel-tael dan kamus yang secara fisik terpisah dari
program.
Mengacu
kembali ke figur 6.5, ukuran field kode
dapat ditingkatkan dari 8 menjadi 10 karakter didalam definisi tabel tanpa
mempengaruhi aplikasi apapun yang menggunakan field kode. Ketika program-program computer melakukan akses
langsung ke file-file data untuk mengambil data, mereka harus secara eksplisit
menyataka format data. Hal ini akan memerlukan kode program computer untuk
ditulis ulang jika jumlah karakter untuk kode mengalami perubahan dari 8
menjadi 10. jika terdapat 25 aplikasi computer yang membutuhkan akses field kode, maka seluruhnya akan perlu
dimodifikasi. Dengan independensi, tidak diperlukan penulisan ulang kode computer lagi, karena satu-satunya
perubahan hanyalah pada definisi dari field
disebut di dalam basis data.
Kamus data (data dictionary) mencakup definisi-definisi dari data yang
disimpan didalam basis data dan dikendalikan oleh system manajemen basis data.
Figure 6.5 menunjukan hanya satu tabel dalam basis data jadwal. Struktur basis
data yang dimuat dalam kamus data adalah kumpulan dari seluruh definisi field, definisi tabel, relasi tabel, dan
hal-hal lainnya. Nama field data,
jenis data (seperti teks, atau angka, atau tanggal), nilai-nilai yang valid
untuk data, dan karakteristik lainnya akan disimpan dalam kamus data.
Perubahan-perubahan pada struktur data hanya dilakukan satu kali didalam satu
data. Program-program aplikasi yang mempergunakan data tidak akan ikut terpengaru.
15. Membuat
Basis Data
Konsepnya,
proses pembuatan sebuah basis data akan melibatkan tiga langkah utama. Pertama,
menentukan data yang akan anda butuhkan. Kedua, menguraikan data tersebut.
Ketiga, memasukan data kedalam basis data.
a.
Menentukan Kebutuhan Data
Menentukan data yang perlu dikumpulkan dan disimpan
adalah langkah penting dalam mencapai suatu system informasi berbasis computer.
Kita dapat mempergunakan dua pendekatan dasar untuk menentukan kebutuhan data,
pendekatan yang berorientasi pada proses ( process
oriented) untuk membutuhkan kebutuhan datanya, maka perusahaan tersebut
akan menjalankan urutan-urutan langkah pada berikut ini. Pertama,
mengidentifikasi masalah. Kemudian keputusan yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah yang sudah teridentifikasi, dan menjabarkan informasi yang dibutuhkan
untuk setiap keputusan. Selanjutnya, menentukan pemerosesan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan informasi, dan terakhir menentukan spesifikasi data yang
diminta oleh pemerosesan. Pendekatan process oriented ini juga disebut pendekatan yang berorientasi pada masalah (problem-oriented-approach) dan pemodelan yang berorientasi pada proses (process-oriented-modeling). Untuk
mendefinisikan kebutuhan data dalam suatu pendekatan process-oriented akan dijalankan langkah-langkah sebagai berikut.
1.
Mendefinisikan masalah.
2.
Mengidentifikasikan keputusan yang
dibutuhkan.
3.
Manjabarkan kebutuhan informasi.
4.
Menentukan pemprosesan yang dibutuhkan.
5.
Menentukan spesifikasi kebutuhan data.
Alasan
mengapa pendekatan process-oriented
kadang-kadang disebut pendekatan Problem-oriented
adalah karena dimulai dengan suatu masalah. Masalah dapat baik atau buruk atau
dapat menjadi suatu ancaman bagi perusahaan atau peluang untuk dieksploitasi.
Setelah masalah teridentifikasi, data dan pemerosesan yang berhubungan dengan
solusi masalah tersebut juga akan dapat ditentukan. Kekuatan dari pendekatan process-oriented adalah bahwa pendekatan
ini dapat mengatasi masalah dengan baik.
b.
Pendekatan Pemodelan Perusahaan
kekuatan pendekatan
pemodelan perusahaan adalah bahwa mengambil keuntungan dari sudut pandang
sumber daya data perusahaan yang luas. Semua area diperhitungkan, dan sinergi
sumber daya data antara area-area bisnis juga akan dapat ditingkatkan. Meskipun
pendekatan process oriented
memungkinkan kebutuhan data dari masing-masing system dapat didefinisikan
dengan satu cara yang logis, kelemahannya adalah kesulitan dalam mengaitkan
data dari satu masalah bisnis ke data dari masalah bisnis lainnya. System
informasi tidak dapat dengan mudah membagi data jika mereka terisolasi dari
system informasi lain yang berhubungan dengan masalah-masalah bisnis yang
lainnya. Kelemahan ini dapat diatasi dengan menentukan seluruh kebutuhan data perusahaan
dan kemudian menyimpan data tersebut dalam basis data. Ini merupakan logika
yang mendasari pendekatan pemodelan
perusahaan (enterprise modeling approach).
Jika perusahaan
melakukan pemodelan data perusahaan, deskripsi dari seluruh data perusahaan
disebut sebagai model data perusahaan (enterprise data model). Proses dari
atas kebawah ini, yang dimulai selama perencanaan strategis untuk sumber daya
informasi.
16. Teknik-teknik
Pemodelan Data
Pemodelan
kebutuhan data perusahaan didukung oleh teknik-teknik yang menguraikan data,
bagaimana data diagregatkan ke dalam tabel dan bagaimana tabel dihubungkan satu
sama lain. Terdapat sejumlah teknik, namun kita akan memusatkan perhatian hanya
pada dua teknik saja. Diagram relasi entitas dan diagram kelas. Diagram relasi
entitas digunakan untuk menguraikan hubungan antara kumpulan-kumpulan data
konseptual sehingga record-recordnya
yang saling berhubungan yang aka digabungkan bersama. Diagram kelas digunakan
untuk menguraikan hubungan data maupun tindakan-tindakan yang mengoperasikan
data didalam relasi. Tekni-teknik ini memberikan alan untuk memfasilitasi
komunikasi antara pengguna dengan spesialis system informasi sehubungan dengan
struktur data yang digunakan didalam suatu aplikasi system informasi.
17. Diagram
Relasi Entitas
Diagram relasi entitas (entity relationship diagram-ERD) seperti
ditunjukan oleh namanya berhubungan dengan data didalam entitas dan hubungan
antar entitas. Ketika pengguna dan spesialis informasi mulai untuk
berkomunikasi tentang kebutuhan data untuk suatu system informasi, mereka akan
berbicara mengenai pengumpulan field-field
data yang saling berhubungan dari data field-field
data individu. Kumpulan konseptual field-field
data yang paling berhubungan ini disebut entitas (entities). Meskipun secara
intuitif kita akan langsung tertarik untuk menganggap entitas sebagai tabel-tabel,
kita tidak dapat melakukannya. Tabel merupakan hasil dari pemecahan entitas
menjadi unit-unit berukuran lebih kecil yang mengikuti aturan-aturan struktur
basis data. Suatu entitas dapat berubah menjadi satu tabel, namun sering kali
satu entitas dipecah menjadi beberapa tabel. ERD adalah tingkat konseptualisasi
data yang lebih tinggi dari pada tabel.
ERD
juga mengungkapkan entitas-entitas nama yang sebaiknya secara konseptual
dihubungkan dengan entitas yang lain. Hubungan antar entitas tidak ditentukan
oleh field-field data yang sama dalam
masing-masing entitas, karena selama tahap awal pengembangan system ini ketika
ERD pertama kali di konseptualisasikan, field-field
data yang sebenarnya tidak diketahui. Akan tetapi, pengguna dan para professional system
informasi dapat mengonseptualisasikan bagaimana record-record didalam entitas dapat berhubungan dengan recrd-record dientitas lain.
Entitas
didalam ERD akan memiliki nama, sama halnya seperti tabel yang memiliki nama.
Relasi juga akan menghubungkan entitas-entitas sama halnya seperti garis-garis
yang menghubungkan tabel-tabel melalui field-field
yang sama diantara tabel. Relasi ERD akan menunjukan jika satu record dalam satu entitas akan
berhubungan dengan satu atau lebih record
di entitas yang lain.
Mari
kita asumsikan bahwa kita perlu menguraikan data yang dibutuhkan untuk satu
system informasi baru. System ini akan selalu melacak perusahan dan karyawan
sekaligus juga produk-produknya. Dari uraian yang singkat ini, kita akan dapat
membayangkan bahwa terdapat tiga entitas data yang terpisah, perusahaan,
karyawan, dan produk. Entitas diwakili oleh kotak-kotak didalam suatu ERD, Sebelum
relasi diantara entitas dinyatakan, kita harus membuat beberapa asumsi terlebih
dahulu. Pertama, suatu record entitas
PERUSAHAAN akan mengandung informasi mengenai nama perusahaan, alamat, dan
seterusnya. Kedua, sebuah perusahaan dapat memiliki banyak karyawan, tetapi
seorang karyawan hanya akan bekerja untuk satu perusahaan. Asumsi ini sedikit
disederhanakan, karena beberapa orang dapat mengerjakan dua atau lebih
pekerjaan, namun asumsi ini akan membuat penjelasan mengenai ERD menjadi lebih
mudah untuk diikuti. Terakhir, kita berasumsi bahwa record-record dalam entitas PRODUK menunjukan barang-barang
tertentu dan bukannya produk umum seperti “minuman ringan”.
Karena
perusahaan menjual produk, maka akan terdapat relasi antara entitas PRODUK dan
PERUSAHAAN. Demikian pula hal nya dengan perusahaan yang mempekerjakan
karyawan, sehingga akan terdapat relasi diantara kedua entitas. Relasi diwakili
oleh garis yang diberi nama, penanaman merupakan hal yang penting untuk
dokumentasi. Dapat memberikan penjelasan mengapa perancang membuat relasi
diantara kedua entitas.
Bagian
terakhir dalam membuat ERD adalah menentukan berapa banyak record disalah satu entitas yang akan berhubunga dengan record
dalam entitas yang lain. Ini merupakan langkah penting dalam konseptualisasi
yang akan berdampak pada bagaimana tabel basis data yang sebenarnya akan
dibuat. Dalam contoh kita asumsikan sebuah perusahaan dapat mempekerjakan
sejumlah karyawan dan seorang karyawan dapat bekerja hanya untuk satu
perusahaan saja. Kata kuncinya adalah “dapat” dan “mungkin”. Satu perusahaan
tertentu diperkenalkan lebih dari satu orang karyawan, tetapi ia tidak
diharuskan untuk mempekerjakan lebih dari satu.
Pada
praktiknya, diagram relasi entitas dikembangkan pada bagian awal proses,
sebelum field-field data tertentu didefinisika.
Belakangan, dibuat tabel-tabel field
yang mengarah pada pembuatan suatu basis data. ERD adalah satu sarana
komunikasi dan dokumentasi yang bermanfaat diantara professional system
informasi dan para pengguna. Ketika para pemikiran-pemikiran dapat
terdokumentasi dan terkomunikasikan dengan jelas, spesialis system informasi
akan memiliki kelengkapan yang lebih baik dalam mengembangkan suatu struktur
system manajemen basis data guna mendukung pengambilan keputusan,
18. Diagram
Kelas
Suatu diagram relasi entitas
hanya merupakan penyajian grafis dari data dan relasi, bukannya
tindakan-tindakan yang dilakukan atas data. Terdapat satu teknik di mana
data yang digunakan dalam aplikasi dan
tindakan-tindakan yang terkait dengan data dapat disajikan dengan grafis.
Teknik ini di sebut diagram kelas (class diagrams), dan merupakan salah
satu dari beberapa model rancangan yang berorientasi pada objek. Objek adalah
bongkahan konseptual dari suatu sistem informasi—data, tindakan-tindakan yang
dilakuakan atas data, dan relasi di antara objek. Objek memiliki
karakteristik-karakteristik lain yang bermanfaat dalam melakukan analisis serta
perancangan sistem informasi, namun di sini kita hanya tertarik pada dampak
yang mereka berikan pada penguraian data.
Diagram
kelas (class diagram) terdiri
atas kelas-kelas yang memiliki nama, field-field
di dalam kelas, dan tindakan-tindakan (kadang di sebut sebagai metode) yang dilakukan atas kelas. Diagram
kelas masih merupakan penyajian data konseptual di tingkat atas, namun penambahan
tindakan-tindakan yang akan di ambil atas data dapat membantu memperjelas
rancangan spesifik tabel-tabel di dalam basis data.
19. Menggunakan
Basis Data
Kita biasanya berinteraksi dengan sebuah
basis data dari sebuah komputer pribadi meskipun data tersbut berada di tempat
lain dalam jaringan. Formulir, laporan, dan query
adalah metode-metde umum yang digunakan untk mengakses basis data yang disimpan
dalam suatu sistem manajemen basis data.
20.
Laporan dan Formulir
Mayoritas
interaksi pengguna dengan basis data adalah melalui laporan dan formulir.
Sebagian besar vendor perangkat lunak manajemen basis data menawarkan GUI yang
memudahkan pembuatan formulir dan laporan. Kebanyakan laporan dan formulir yang
dibutuhkan oleh pengguna dapat dibuat tanpa bantuan dari profesional sistem
informasi.
Perbedaan
besar antara formulir dan laporan adalah dalam formatnya.
a.
Formulir (forms)
secara
tipikal menampilkan satu record saja
dalam satu waktu dan tidak memberikan ikhtisar data sert biasanya tidak
melalukan agresi data dari banyak basis tabel data. Perlu dicatat bahwa
formulir memiliki kemampuan ini namun jarang digunakan. Perbedaan terbesar
antara formulir dan laporan adalah bahwa formulir dapat digunakan untuk
menambah, menghapus, atau memodifikasi record-record
basis data.
Navigasi
Pengguna
dapat melakukan navigasi dari satu record ke record berikutnya dengan mempergunakan baris navigasi yang berada
dibagian bawah formulir. Icon pada baris navigasi memerintahkan formulir untuk
membuat suatu record baru. Formulir
memungkinkan dilakukanna pembuatan record
baru maupun modifikasi record-record
yang sudah ada.
Akurasi
Formulir
akan menjalankan definisi field data yang telah ditentukan ketika basis data
dibuat. Definisi-definisi tersebut dapat menentukan nilai-nilai valid tertentu,
rentang data untuk nilai-nilai numerik, dan aturan-aturan lain diluar jangkauan
field data. Formulir memberikan satu
kesempatan untuk menyesuaikan nilai-nilai data pada aplikasi area bisnis
tertentu, bukannya satu aturan nilai umum yang berlaku bagi keseluruhan
pengguna basis data.
Konsistensi
Adalah
hal yang sangat penting ketika nilai-nilai field
dalam satu tabel dipergunakan untuk menggabungkan record-nya ke tabel yang lain. Jika seseorang pengguna salah
memasukan nilai field, maka artinya, record tersebut tidak akan dapat digabungkan
ke tabel-tabel yang lain.
Penyaringan
Basis
data dapat memiliki jumlah data yang luar biasa banyaknya. Pengguna mungkin
ingin menyaring record yang ingin
dilihat dengan menggunakan formulir ini. Setiap field dalam formulir dapat digunakan sebagai saringan (filter).
b.
Laporan (report)
Adalah data
teragregasi dari basis data yang diformat dengan cara yang akan membantu
pengambilan keputusan. Satu asumsi dibuat oleh penghasil laporan yaitu jika tidak
terdapat detail pada record pada
tingkat terendah, maka record yang
lebih tinggi untuk detail tesebut hendaknya tidak perlu ditampilkan.
Mengharuskan laporan menampilkan record
bahkan ketika tidak ditemukan record
yang sama di tabel yang lebih rendah adalah suatu pekerjaan yang mudah. Tetapi
jika para pengguna tidak mengetahui bahwa laporan yang dibuat dengan atau
standar dapat mengecualikan record-record
tertentu, maka mereka dapat mengambil keputusan yang urang terinformasi dengan
baik.
21.
Query
Beberapa pengguna ingin melangkah lebih jauh dari laporan
dan formulir untuk memberikan pertanyaan langsung ke basis data. Query adalah suatu permintaan kepada
basis data untuk menampilkan record-record
yang dipilih, sistem manajemen basis data biasanya memberikan antarmuka yang
mudah untuk digunakan bagi para pengguna. Query
pada umumnya memilih field data dalam
jumlah terbatas dan kemudian membatasi record-record
yang ditampilkan berdasarkan satu kumpulan kriteria tertentu.
Query-by-example
(QBE), karena peranti lunak sisteem manajemen basis data
menyajikan suatu format terstandarisasi yang kemudian dilengkapi oleh pengguna
sehingga sistem tersebut dapat menghasilkan satu query yang sebenarnya. Konsep query-by-example
adalah suatu hal yang signifikan karena pentingnya arti seorang manajer dapat
melakukan akses langsung atas nilai-nilai basis data. Formulir dan laporan
dapat menampilkan sejumlah hasil yang mengaburkan hal-hal yang sebenarnya ingin
ditemukan oeh manajemen. Manajer dapat memanfaatkan QBE untuk dapat dengan
cepat menemukan data tertntu untuk memecahkan masalah.
22.
Bahasa Query Terstruktur
Bahasa Query Terstruktur atau Structured
Query Language (SQL) adalah kode yang digunakan oleh sistem manajemen
basis data relasional untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan basis data-nya. SQL
telah menjadi topik yang penting karena dua alasan. Pertama, seiring dengan
lebih banyak basis data yang dapat diakses melalui Web, manajer dan para
profesional lainnya perlu untuk mengetahui bahwa SQL adalah metode pilihan untuk
berinteraksi dengan basis data-basis data berbasis web. Kedua, para manajer
perlu untuk mengetahui bahwa menulis SQL bukanlah hal yang sulit bagi sebagian
besar kebutuhan data mereka.
23.
Pemrosesan Basis Data Lanjutan
Pemrosesan
analitis on-line atau on-line
analytical processing (OLAP) telah menjadi hal yang semakin umum dalam
peranti lunak sistem manajemen basis data. Vendor-vendor memasukkan fitur ini
untuk memungkinkan dilakukannya analisis data yang mirip dengan statistik cross-tabulation. Sebagai contoh, salah
satu field dalam tabel PROYEK (Tabel 6.4) berisi angka nilai yang diberikan
untuk proyek. Jika anda ingin mengetahui jumlah dari seluruh nilai untuk
proyek-proyek dalam setiap mata kuliah di setiap jurusan, maka OLAP akan
berguna.
Data mining, data marts,
dan data werehousing mengacu pada
kelompok konsep yang melihat data perusahaan sebagai sebuah peti harga yang
harus dibuka, diperiksa, dan dikuasai. Ketiganya memusatkan perhatian pada
metodologi-metodologi yang menawarkan akses yang cepat kepada para pengguna
untuk mengagregasikan data-data tertentu untuk kebutuhan pengambilan keputusan
mereka. Knowledge discovery (penemuan
pengetahuan) adalah konsep menarik lainnya. Dengan berkembangnya basis data dan
semakin banyaknya jumlah data yang disimpan.
24. Personel
Basis Data
Terdapat
beberapa personel penting yang berkaitan dengan basis data. Administrator basis
data memiliki tanggung jawab teknis maupun manajerial atas sumber daya basis
data. Programer basis data diminta untuk membuat kode komputer pemrosesan data
yang efisien. Pengguna akhir basis data adalah personel basis data penting
lainnya. Melalui keputusan yang mereka buat dan jumlah data yanng diambil,
pengguna akhir memberikan dampak yang sangat besar pada desain, penggunaan ,
dan efisiensi basis data.
25.
Administrator Basis Data
Spesialis
informasi yang ahli dalam mengembangkan, menyediakan, dan mengamankan basis
data adalah administrator basis data (database administrator-DBA).
Administrator basis data mengawasi seluruh aktivitas basis data. Mereka harus
memiliki keahlian manajerial maupun keahlian teknis yang tinggi. sebuah
perusahaan pada umumnya memiliki beberapa administrator basis data, yang di
kelola oleh seorang manajer administrasi basis data. Administrator basis data
harus memahami operasi bisnis perusahaan, karena keputusan-keputusan dalam
bidang operasional sebagian besar akan didorong oleh isi basis data. Mereka
juga harus menguasai teknologi basis data, karena peranti keras dan peranti
lunak DMBS memiliki dampak yang mendalam pada kecepatan dan kemudahan
penggunaan basis data.
Tugas-tugas DBA dapat dibagi menjadi
empat area utama: perencanaan, implementasi, operasi, dan keamanan:
·
Perencanaan basis data
mencakup
bekerja dengan manajer-manajer area bisnis dalam mendefinisikan kebutuhan data
perusahaan. DBA hendaknya menjadi anggota dari setiap tim yang terlibat dengan
pendekatan process-oriented atau
pemodelan perusahaan dalam menentukan kebutuhan data. Selain itu, DBA memainkan
peran penting dalam memilih peranti keras dan peranti lunak sistem manajemen
basis data.
·
Implementasi Basis Data
terdiri
atas pembuatan basis data untuk mengikuti spesifikasi dari sistem manajemen
basis data yang dipilih, maupun menyiapkan dan melaksanakan kebijakan dan
prosedur bagi pengguna basis data.
·
Operasi Basis Data
meliputi
penawaran program-program pendidikan bagi para pengguna basis data dan
memberikan bantuan jika dibutuhkan.
·
Keamanan Basis Data
meliputi
pengawasan aktivitas basis data dengan menggunakan angka statistik yang
diberikan oleh sistem manajemen basis data. Selain itu, sistem manajemen basis
data memastikan basis data tetap aman. Di dalam suatu lingkungan bisnis dimana
beberapa vendor diperkenankan untuk mengakses basis data organisasi atau di
mana organisasi memperkenankan pelanggan untuk mengakses sistem entri pesanan
untuk menempatkan pesanan mereka, keamanan basis data telah menjadi satu
masalah yang sangat kompleks. Penting untuk di ingat bahwa keamanan basis data
tidak hanya berhubungan dengan menjaga dari masuknya pengguna yang tidak
berwenang, namun juga memberikan kemudahan akses bagi pengguna yang berwenang.
26. Programer
Basis Data
Programer Basis Data menunjukan
spesialisasi dan seleksi tingkat tinggi. Mereka sering kali memiliki lebih
banyak pengalaman dan pelatihan dari pada programer-programer lain yang
dimiliki oleh perusahaan. Salah satu alasannya adalah bahwa basis data
merupakan pusat penyimpanan fakta bagi perusahaan. Jika terjadi kesalahan
pemrograman di dalam basis data, maka konsekuensinya akan dapat dirasakan oleh
pengguna dalam jumlah yang sangat besar. Karena alasan ini, perusahaan
menginginkan para programer basis data-nya di pilih dari personel paling ahli
yang tersedia.
Programer basis data sering kali
menuliskan kode untuk memecah atau mengagregasikan data bagi basis data.
Seorang pengguna kemudian dapat men-download data yang telah dikumpulkan secara
efisien ini dari sumber daya komputer perusahaan ke komputer pribadinya. Salah
satu keuntungannya adalah basis data perusahaan hanya di akses satu kali saja,
dan pemrosesan basis data lebih lanjut akan terjadi hanya pada sumber daya
komputasi pengguna, sehingga memberikan tingkat efisiensi yang lebih tinggi
bagi pengguna basis data. Keuntungan lainnya adalah bahwa pengguna tidak perlu
mengakses sepenuhnya dari basis data perusahaan, dan karena seorang pengguna
akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan kesalahan dari pada
seorang programer basis data, maka basis data tersebut menjadi lebih aman.
27. Pengguna
Akhir
Pengguna
akhir tidak dapat diabaikan sebagai personel penting yang berinteraksi dengan
basis data. Mereka membuat laporan dan formulir, memberikan query kepada basis data, dan menggunakan
jawaban dari pertanyaan basis data mereka untuk pengambilan keputusan yang akan
memengaruhi perusahaan dan unsur pokok lingkungannya.
Peranti lunak sistem
manajemen basis data telah mengalami evolusi dengan mendorong interaksi oleh
para pengambil keputusan. Pengguna tidak perlu mengetahui bagaimana cara
membuat kode dari bahasa query
terstruktur. Formulir query-by-example memungkinkan
pengguna memilih beberapa pilihan dan menjalankan query. Semakin mudahnya penggunaan telah menimbulkan kenaikan
penggunaan oleh pengguna akhir, yang selanjutnya dapat menyebabkan meningkatnya
jumlah kesalahan yang dilakukan oleh pengguna akhir.
Sistem manajemen basis
data membuat asumsi-asumsi mengenai apa yang diinginkan oleh pengguna pada saat
mereka meng-klik melalui antarmuka basis data. Kecuali jika pengguna mengetahui
asumsi-asumsi yang di buat, data yang ditampilkan mungkin bukanlah hal yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Pengguna memerlukan pelatihan dalam
sistem basis data sehingga sumber daya basis data akan dapat menjadi aset yang
sebenarnya dalam pengambilan keputusan.
28. Menempatkan
Sistem Manajemen Basis Data Dalam Perspektif
Sistem manajemen basis data memungkinkan kita membuat sebuah
basis data, memelihara isinya, dan menyebarkan data kepada khalayak pengguna
yang luas tanpa harus mempergunakan pemrograman komputer yang berbiaya mahal.
Kemudahan penggunaannya memungkinkan para manajer dan staf profesional
mengakses isi basis data dengan pelatihan yang sederhana.
Setiap sisi teknologi informasi
memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing, sistem manajemen basis data
juga demikinan.
29. Keuntungan
DBMS
Keuntungan DBMS telah
dijelaskan sebelumnya, tetapi penting untuk dijelaskan kembali di sini. DBMS
memungkinkan perusahaan maupun pengguna perorangan untuk:
· Mengurangi
pengulangan data.
Jumlah data akan
dikurangi, dibandingkan dengan ketika file-file
komputer di simpan secara terpisah untuk setiap aplikasi komputer. Data yang
terduplikasi hanya terbatas pada
field-field yang dibutuhkan untuk menggabungkan data dari dua tabel. Data
yang sama di antara file-file, dalam
suatu sistem manajemen basis data relasional, digunakan untuk membentuk relasi
implisit di antara data.
· Mencapai
independensi data.
Spesifikasi data di
simpan dalam basis data itu sendiri dari pada di setiap program aplikasi.
Perubahan-perubahan dapat dilakukan satu kali, ke struktur data, tanpa meminta
dilakukannya perubahan pada banyak program aplikasi yang mengakses data.
· Mengambil
data dan informasi dengan cepat.
Relasi logis dan bahasa query terstruktur memungkinkan pengguna
menarik data dalam hitungan detik atau menit dibandingkan dengan berjam-jam
atau berhari-hari jika mengambil data dengan menggunakan bahasa pemrograman
tradisional seperti COBOL atau Java. Hal ini disebabkan program komputer dalam
COBOL atau Java tidak perlu di tulis untuk mengakses data. Sistem manajemen
basis data itu sendiri yang memberikan alat-alat seperti QBE dan SQL untuk
mengakses data.
· Keamanan
yang lebih baik.
Baik DBMS mainframe maupun komputer mikro dapat
memiliki tingkat pengamanan keamanan yang berlapis seperti kata sandi,
direktori pengguna, dan enkripsi. Data yang dikelola oleh DBMS lebih aman dari pada
kebanyakan data lainnya di dalam perusahaan.
30. Kerugian
DBMS
Keputusan untuk menggunakan
DBMS akan membuat perusahaan atau pengguna memberikan komitmennya untuk:
· Membeli
peranti lunak yang mahal.
DBMS untuk mainframe mahal harganya. DBMS berbasis
komputer mikro, meskipun harganya hanya beberapa ratus dolar, dapat menjadi
pengeluaran yang sangat besar bagi sebuah organisasi kecil. Untungnya, Hukum
Moore masih berlaku, dan biaya peranti keras komputer dan peranti lunak akan
terus menurun. Kerugian ini setiap tahun akan semakin berkurang arti
pentingnya.
· Mendapatkan
konfigurasi peranti keras yang besar.
Kemudahan dengan mana
DBMS dapat menarik informasi mendorong lebih banyak pengguna memanfaatkan basis
data. Meningkatnya jumlah pengguna yang di dorong oleh kemudahan penggunaan
dapat menyebabkan pada meningkatnya jumlah sumber daya komputer untuk mengakses
basis data.
· Mempekerjakan
dan memelihara staf DBA.
DBMS menuntut pengetahuan khusus
agar dapat memanfaatkan secara penuh kemampuannya. Pengetahuan khusus ini
paling baik diberikan oleh administrator basis data.
DBMS bukanlah prasyarat mutlak bagi
pemecahan masalah. Akan tetapi, para spesialis informasi dan pengguna
menemukannya sebagai salah satu alat bantu perusahaan yang terbesar dalam
pengambilan keputusan
penjelasannya sangat lengkap makasih yah
BalasHapustolak angin png
izin bertanya ka, menurut kaka, Dari formulir, laporan, dan query metode mana yang efektif digunakan untuk mengakses basis data?
BalasHapus