A.
Pendahuluan
Secara sederhana aset
keuangan (financial assets)
didefinisikan sebagai kas, investasi
ekuitas dari entitas lain (misalnya saham biasa atau saham preferen), atau
suatu hak kontraktual untuk menerima kas dari entitas lain (misalnya piutang,
pinjaman yang diberikan, dan obligasi). Aset keuangan dikategorikan menjadi empat, yaitu:
- Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
- Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
- Pinjaman yang diberikan dan piutang, dan
- Aset keuangan tersedia untuk dijual.
Pada saat pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan pada nilai
wajar ditambah biaya transaksi (fair value plus transaction costs),
kecuali aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada
awalnya hanya diakui pada nilai wajar
(fair value). Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan
pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin
timbul pada penjualan atau pelepasan lainnya, kecuali untuk aset keuangan
berupa pinjaman yang diberikan dan
piutang, investasi dimiliki hingga jatuh
tempo diukur pada biaya perolehan
diamortisasi (amortized cost) dengan
menggunakan metode suku bunga efektif. Sedangkan investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal diukur pada biaya perolehan
(cost). Berikut ini akan diuraikan akuntansi aset
keuangan, yaitu akuntansi untuk investasi dalam instrumen utang dan ekuitas
yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dan nilai wajar.
1. Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
2. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui laporan laba Rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, seperti investasi (efek) perdagangan atau diperdagangkan (trading investment) dimiliki dengan maksud dibeli dan untuk dijual kembali dalam waktu dekat. Instrumen keuangan dalam kelompok “diperdagangkan” biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan. Entitas mempertangggungjawabkan dan melaporkan investasi utang (aset keuangan) pada nilai wajar mengikuti pencatatan yang sama dengan seperti investasi utang dimiliki hingga jatuh tempo selama periode pelaporan. Yaitu, investasi dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Namun, pada tiap tanggal pelaporan, entitas menyesuaikan biaya perolehan diamortisasi pada nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi (unrealized holding gain or loss) dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih (laba atau rugi – profit or loss), bukan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi adalah perubahan dalam nilai wajar dari investasi utang dari suatu periode ke periode lainnya, tidak termasuk pendapatan bunga yang telah diakui tetapi belum diterima.
B. Akuntansi untuk Investasi dalam
Instrumen Utang
Investasi utang (debt investments) dicirikan dengan
pembayaran kontraktual atas pokok pinjaman dan bunga atas jumlah pokok pinjaman
yang masih beredar pada tanggal tertentu. Entitas mengukur investasi utang pada
biaya perolehan diamortisasi jika tujuan model bisnis entitas adalah untuk
memiliki aset keuangan untuk menerima arus kas kontraktual (dimilki hingga jatuh tempo). Jika
kriteria pengukuran pada biaya perolehan diamortisasi tidak dapat dipenuhi,
maka investasi utang diukur dan dipertanggungjawabkan pada nilai wajar.
Untuk tujuan akuntansi dan pelaporan, investasi dalam instrumen utang dapat diklasifikasikan ke dalam
salah satu dari kategori berikut ini:
Klasifikasi Investasi Utang
|
Pengukuran
|
Keuntungan
atau Kerugian Kepemilikan yang Belum
Direalisasi
|
Pengaruh
Lainnya Terhadap Laba
|
Nilai wajar melalui laba rugi
(Fair value through profit or loss –
FVTPL)
Dimiliki hingga jatuh tempo (Held-to maturity – HTM)
Pinjaman yang diberikan dan
piutang (Loan and receivable - LR)
Tersedia untuk dijual (Availbale-for sale – AFS)
|
Nilai wajar
Biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif
Biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif
Nilai wajar
|
Diakui dalam “laba bersih” sebagai penghasilan
dalam laporan laba rugi komprehensif
Tidak diakui
Tidak diakui
Diakui sebagai “pendapatan komprehensif lain” dalam
laporan laba rugi komprehensif dan sebagai komponen terpisah dari ekuitas,
dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat keuntungan atau kerugian tersebut direalisasi
|
Pendapatan bunga pada saat dihasilkan dan keuntungan atau kerugian dari penjualan
Pendapatan bunga pada saat dihasilkan, amortisasi premi
atau diskonto, dan keuntungan atau kerugian dari penjualan
Pendapatan bunga pada saat dihasilkan dan keuntungan atau kerugian dari penjualan
Pendapatan bunga pada saat dihasilkan dan keuntungan
atau kerugian dari penjualan
|
Jika entitas mempunyai maksud untuk memiliki investasi hingga jatuh tempo (held-to-maturity investments), maka investasi utang tersebut harus
diklasifikasikan dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo” dan disajikan di laporan posisi keuangan
sebesar biaya perolehan diamortisasi,
bukan pada nilai wajarnya. Biaya perolehan diamortisasi adalah
biaya perolehan atau akuisisi yang disesuaikan untuk memperhitungkan amortisasi
premi atau diskonto. Amortisasi premi atau diskonto adalah untuk memastikan
bahwa nilai tercatat dari investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo sama
dengan nilai jatuh tempo pada tanggal jatuh temponya. Premi
atau diskonto terjadi apabila terdapat perbedaan antara suku bunga kupon yang
ditetapkan dan suku bunga pasar atau suku bunga efektif pada tanggal perolehan.
Jika suku bunga ditetapkan lebih tinggi
daripada suku bunga pasar, investor akan membayar harga yang lebih tinggi
untuk instrumen utang (premi).
Sebaliknya, jika suku bunga pasar lebih
tinggi dibanding suku bunga ditetapkan, investor akan membayar harga
yang lebih tinggi dari nilai nominal
instrumen utang (diskonto).
Entitas harus mengamortisasi premi atau
diskonto dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective-interest method) kecuali jika metode lainnya, seperti
metode garis lurus (straight-line method)
– memberikan hasil yang sama. Suku bunga efektif atau hasil (yield) dihitung pada saat investasi
dilakukan dan dikenakan pada jumlah tercatat awalnya atau nilai buku (carrying value or book value) atas
setiap periode bunga untuk menghitung pendapatan bunga. Jumlah
tercatat investasi akan bertambah dengan diskonto yang diamortisasi atau
berkurang dengan premi yang diamortisasi dalam setiap periode. Penjualan efek utang yang dimiliki hingga jatuh tempo menjelang tanggal
jatuh temponya, dapat dianggap sebagai penjualan saat jatuh tempo sehingga
perubahan suku bunga tidak akan memengaruhi nilai wajar efek itu secara
signifikan. Oleh karena itu,
kadang-kadang suatu entitas dapat
menjual investasi obligasi sebelum jatuh tempo sebagai bagian dari strategi
investasi.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, seperti investasi (efek) perdagangan atau diperdagangkan (trading investment) dimiliki dengan maksud dibeli dan untuk dijual kembali dalam waktu dekat. Instrumen keuangan dalam kelompok “diperdagangkan” biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan. Entitas mempertangggungjawabkan dan melaporkan investasi utang (aset keuangan) pada nilai wajar mengikuti pencatatan yang sama dengan seperti investasi utang dimiliki hingga jatuh tempo selama periode pelaporan. Yaitu, investasi dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Namun, pada tiap tanggal pelaporan, entitas menyesuaikan biaya perolehan diamortisasi pada nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi (unrealized holding gain or loss) dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih (laba atau rugi – profit or loss), bukan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi adalah perubahan dalam nilai wajar dari investasi utang dari suatu periode ke periode lainnya, tidak termasuk pendapatan bunga yang telah diakui tetapi belum diterima.
3. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi harga di
pasar aktif (misalnya, aset pinjaman, piutang usaha, investasi dalam instrumen
utang). Perlakuan akuntansi pinjaman yang diberikan dan piutang pada hakekatnya
sama dengan investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
4. Aset Keuangan Tersedia untuk
Dijual
Aset keuangan yang tidak
diklasifikasikan dalam kelompok “aset keuangan pada nilai wajar melalui laba
rugi” (“diperdagangkan”), “dimiliki
hingga jatuh tempo”, dan “pinjaman yang diberikan dan piutang” harus
diklasifikasikan dalam kelompok “aset keuangan tersedia untuk dijual.” Aset
keuangan tersedia untuk dijual meliputi jenis efek utang dan ekuitas.
Aset keuangan tersedia untuk
dijual dilaporkan pada nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian kepemilikan yang
belum direalisasi yang berkaitan dengan perubahan nilai wajar efek tersedia
untuk dijual dilaporkan sebagai bagian dari “pendapatan komprehensif lain” (“other comprehensive income” – OCI) dalam laporan laba rugi
komprehensif dan dimasukkan sebagai komponen
ekuitas. Jadi, entitas melaporkan
dalam laporan posisi keuangan, efek tersedia untuk dijual pada nilai wajar,
tetapi tidak melaporkan perubahan nilai wajar sebagai bagian dari laba bersih
sampai efek tersebut dijual.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus